Sinopsis
Cerpen “KARTINI”
Karya:
Putu Wijaya
Suatu
hari ketika masih subuh, rumah Pak Amat digedor oleh seorang tetangga muda.
Bapak muda itu terlihat sangat bahagia karena istrinya baru saja melahirkan
dengan selamat. Ia mendatangi Pak amat untuk mengabarkan hal tersebut. Selain
itu, Bapak muda tersebut belum memikirkan nama untuk anaknya,ia kemudian
meminta tolong pada pak Amat untuk member nama pada anaknya.Pak amat lalu
berfikir sejenak, ia ingat hari Kartini baru saja lewat bebrapa hari. Ia lalau
berkata “ beri nama Kartini”. Bapak muda itu pun tampak terpesona dengan nama
tersebut. Pak Amat lalu berkata lagi “ Tak usah nama yang muluk-muluk,apalah artinya
nama,biar anak itu sendiri yang mengubah namanya.Siapapun kamu sebut dia,kalau
dia di didik dengan baik,dia akan jadi sejarah yang berguna bagi orang banyak.”
Setelah berkata begitu, Pak Amat juga tak lupa memberi ucapan selamat. Bapak muda itu masih tertegun mendengar kata-kata Pak
Amat. Tapi
Pak Amat tidak memberinya kesempatan bicara lagi,ia langsung menutup pintu.
Setelah masuk kembali kekamarnya,Pak Amat menggerutu karena tetangganya itu
telah membangunkannya saat masih subuh,ia kesal karena istirahatnya
tergangggu.Pak Amat juga kesal karena tetangganya malah bertanya nama untuk
anak kepadanya.Menurutnya bapak itu belum siap punya anak,kalau sudah siap
seharusnya ia telah menyiapkan nama terlebih dahulu.
Keesokan
harinya, istri Pak Amat marah. Sebab Pak Amat dianggap sembarangan member nama
pada anak orang.Pak Amat terus membela diri,ia mengatakan nama Kartini sangat
bagus,karena itu nama pahlawan.Hingga akhirnya istri Pak Amat berkata bahwa
sejak 5 bulan lalu menurut prediksi dokter, anak tetangga mereka adalah
laki-laki. Mana mungkin anak laki-laki diberi nama Kartini.Mendengar hal itu
Pak amat langsung terbengong-bengong, ia merasa sangat bersalah.Dirinya merasa
terlalu tergesa-gesa,tidak mau bertanya tentang jenis kelamin anak tersebut
terlebih dahulu.
Pak
Amat lalu bergegas ke rumah tetangganya tersebut, bapak muda itu sudah hampir
berangkat ke klinik menjemput istri dan anaknya. Lalu dengan salah tingkah Pak
Amat meminta maaf karena sembarangan member nama. Tapi Bapak muda itu malah
berterima kasih pada Pak Amat karena nama Kartini itu sangat bagus. Pak Amat
lalu berusaha melarang agar tidak menggunakan nama itu. Tapi bapak muda itu
tetap bersikeras menggunakan nama itu, ia bahkan berkata “Tapi Raden Ajeng Kartini kan
pahlawan Pak Amat. Saya harap nanti anak saya akan berguna kepada bangsa
seperti Kartini.Itu kan nama pemberian Pak Amat”. Pak Amat bingung, ia fikir
bapak muda itu menyindirnya,karena telah member nama yang sembarangan. Pak Amat
masih melarang,namun bapak muda itu segera pergi ke klinik.
Pak amat lalu pulang menemui istrinya,ia berkata “Aku kira
dia tersingung dan menyindir. Masak aku kasih nama anak lakinya dengan nama
perempuan,” curhat Amat malam hari di meja makan. Istrinya lalu mengingatkan
agar lain kali tidak berkata sembarangan. Karena merasa sangat bersalah,ia pun
menunggu tetangganya pulang dari kelinik. Setelah larut malam mereka akhirnya
pulang. Pak Amat kemudian menghampiri, ia tetap melarang anak itu di beri nama
Kartini. Tapi bapak muda itu juga tetap ingin nama itu yang di pakai. Pak Amat
semakin bingung, ia lalu berkata “ RA kartini pasti senang jika perjuangannya
menyetarakan hak perempuan degan laki-laki ada yang melanjutkan. Tapi tidak
usah sampai mengubah perempuan itu menjadi laki-laki dan merubah laki-laki
menjadi perempuan”. Bapak muda itu berkata ia mengerti maksud Pak Amat. Lalu
Pak Amat berkata “Kalau begitu jangan kasih nama anakmu Kartini!” “Tidak bisa
Pak, sudah dicatatkan dalam akte kelahirannya” jawab Bapak muda itu.
Pak Amat yang sangat bingung lalu berkata “Tapi kamu tidak boleh mengubah anak lelaki menjadi perempuan!” “Anak saya perempuan Pak, bukan lelaki seperti yang diramalkan oleh Dokter, jawab bapak muda tersebut dengan senyum yang mengembang dibibirnya. Mendengar itu tentu saja raut muka Pak Amat langsung beruba antara kesal dan malu.
Pak Amat yang sangat bingung lalu berkata “Tapi kamu tidak boleh mengubah anak lelaki menjadi perempuan!” “Anak saya perempuan Pak, bukan lelaki seperti yang diramalkan oleh Dokter, jawab bapak muda tersebut dengan senyum yang mengembang dibibirnya. Mendengar itu tentu saja raut muka Pak Amat langsung beruba antara kesal dan malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar