Membangun Sportivitas dalam Diri
untuk Siap Berkompetisi
Sebagai
mahluk sosial, manusia dituntut untuk hidup berdampingan dengan manusia
lainnya. Dalam hubungan antar manusia tersebut seringkali timbul kompetisi.
Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kompetisi karena dari sebuah
kompetisi manusia berusaha menunjukkan keunggulannya. Kompetisi atau persaingan adalah
proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia
bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman
atau kekerasan. Seseorang dikatakan
siap berkompetisi bila ia siap menerima
kemenangan atau kekalahan. Sikap inilah yang diartikan sebagai sikap yang
sportif. Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) sportivitas adalah sikap
adil (jujur) terhadap lawan, sikap bersedia mengakui keunggulan (kekuatan,
kebenaran) lawan dan mengakui kekalahan
(kelemahan, kesalahan) sendiri. Salah
satu ciri bahwa ada sikap sportif dalam diri kita adalah mengakui prestasi orang lain. Sekalipun orang
lain itu adalah lawan dalam pertandingan.
Kata sportivitas biasanya diidentikkan dengan kompetisi dibidang olahraga karena memang asal katanya dari kata
sport yang berarti olah raga. Namun kini maknanya mengalami perkembangan.
Istilah sportivitas kini dipakai dalam berbagai bidang.
Tindakan
sportif akan selalu dibenarkan di mana saja. Sikap mental ini perlu terus
dipupuk dan dikembangkan dalam rangka mencetak generasi muda masa depan yang
benar-benar bisa diunggulkan. Unggul dalam arti berimplikasi pada pembentukan
motivasi diri yang kuat untuk belajar dari keberhasilan orang lain. Upaya yang
bias dilakukan untuk membangun sikap sportif adalah :
1).
Menanamkan sikap jujur
Ketika
seseorang bersikap jujur dalam sebuah kompetisi
artinya ia optimis dan percaya bahwa
dirinya memiliki kemampuan yang cukup untuk memnangkan kompetisi. Tetapi
ketika seseorang tidak jujur dalam kompetisi itu artinya ia pesimis dan tidak
percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.
2).
Mengakui kesalahan dan menerima kekalahan
Dengan
tidak menyalahkan kegagalan kepada
lingkungan atau orang lain artinya seseorang telah mau mengakui kesalahan dan menerima
kekalahan. Dengan begitu, setiap mengalami kegagalan seseorang akan selalu mengoreksi diri lalu
memperbaiki kesalahannya. Dari proses tersebut dapat menumbuhkan
kemampuan yang terus meningkat sehingga suatu saat pasti bisa menjadi pemenang.
Sikap sportif adalah kemauan untuk
mengakui kenyataan, jujur, ksatria, dan bagian dari keadilan sosial.
Mudah dan sederhana, namun seringkali dikatakan sulit dan rumit, oleh
orang-orang yang enggan dan pengecut. Dalam suatu komunitas, sikap sportif sangat bermanfaat dan penting untuk bergerak
maju. Untuk menyongsong masa depan bersama. Dengan mengakui semua yang terjadi
secara adil, dan meminta maaf jika berupa kesalahan. Dengan begitu perjalanan
ke masa depan akan lebih lancar, karena tak ada lagi yang mengganjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar