Sabtu, 18 Januari 2014

" Membangun Sportivitas Dalam Diri untuk Siap Berkompetisi" esay saya yang berhasil meraih juara 1 dalam lomba menulis esay tingkat universitas dwijendra


Membangun Sportivitas dalam Diri untuk Siap Berkompetisi
Sebagai mahluk sosial, manusia dituntut untuk hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Dalam hubungan antar manusia tersebut seringkali timbul kompetisi. Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kompetisi karena dari sebuah kompetisi manusia berusaha menunjukkan keunggulannya. Kompetisi atau persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Seseorang dikatakan siap  berkompetisi bila ia siap menerima kemenangan atau kekalahan. Sikap inilah yang diartikan sebagai sikap yang sportif. Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) sportivitas adalah sikap adil (jujur) terhadap lawan, sikap bersedia mengakui keunggulan (kekuatan, kebenaran) lawan dan mengakui  kekalahan (kelemahan, kesalahan) sendiri.  Salah satu ciri bahwa ada sikap sportif dalam diri kita adalah mengakui prestasi orang lain. Sekalipun orang lain itu adalah lawan dalam pertandingan.  Kata sportivitas biasanya diidentikkan dengan kompetisi dibidang  olahraga karena memang asal katanya dari kata sport yang berarti olah raga. Namun kini maknanya mengalami perkembangan. Istilah sportivitas kini dipakai dalam berbagai bidang.
Tindakan sportif akan selalu dibenarkan di mana saja. Sikap mental ini perlu terus dipupuk dan dikembangkan dalam rangka mencetak generasi muda masa depan yang benar-benar bisa diunggulkan. Unggul dalam arti berimplikasi pada pembentukan motivasi diri yang kuat untuk belajar dari keberhasilan orang lain. Upaya yang bias dilakukan untuk membangun sikap sportif adalah :
1). Menanamkan sikap jujur
Ketika seseorang bersikap jujur dalam sebuah kompetisi  artinya ia optimis dan percaya bahwa    dirinya memiliki kemampuan yang cukup untuk memnangkan kompetisi. Tetapi ketika seseorang tidak jujur dalam kompetisi itu artinya ia pesimis dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.




2). Mengakui kesalahan dan menerima kekalahan
Dengan tidak menyalahkan kegagalan kepada  lingkungan atau orang lain artinya seseorang telah  mau mengakui kesalahan dan menerima kekalahan. Dengan begitu, setiap mengalami kegagalan  seseorang akan selalu mengoreksi diri lalu memperbaiki  kesalahannya.  Dari proses tersebut dapat menumbuhkan kemampuan yang terus meningkat sehingga suatu saat pasti bisa menjadi pemenang.
Sikap sportif adalah kemauan untuk mengakui kenyataan, jujur, ksatria, dan bagian dari keadilan sosial. Mudah dan sederhana, namun seringkali dikatakan sulit dan rumit, oleh orang-orang yang enggan dan pengecut. Dalam suatu komunitas, sikap sportif sangat bermanfaat dan penting untuk bergerak maju. Untuk menyongsong masa depan bersama. Dengan mengakui semua yang terjadi secara adil, dan meminta maaf jika berupa kesalahan. Dengan begitu perjalanan ke masa depan akan lebih lancar, karena tak ada lagi yang mengganjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar